ADM - Sesuatu yang berbeda terjadi disini Dimana para Muslim di belahan bumi bagian utara benar-benar menjalani puasa yang cukup berat tahun ini. Bagaimana tidak, mereka harus menahan lapar lebih dari 20 jam karena di sana sedang musim panas, di mana matahari bersinar lebih lama dan siang hari berjalan lebih panjang.
Menurut cerita Ali Melhem di kutip dari The Local. Melhem yang berumur 45 tahun adalah salah seorang umat muslim yang baru pindah dan tinggal di Kiruna, mengatakan bahwa dia harus puasa menahan haus dan lapar lebih dari 20 jam, lantaran waktu siang di daerah tersebut terlalu lama.
Melhem sebenarnya tidak tinggal diam. Bersama istrinya, ia berusaha mencari solusi. Beberapa muslim lain dari Irak sampai Iran memberinya saran kalau Melhem bisa berpuasa pada musim gugur nanti. Atau berbuka sama seperti waktu Mekkah. Melhem juga dianjurkan untuk berbuka dengan mengikuti waktu puasa di kota terdekat. Namun hampir sama, di Lulea atau Umea juga harus menahan lapar selama 23 jam sehari.
Sampai saat ini, memang belum ada riset yang menganalisis tentang efek buruk berpuasa terlalu lama bagi kesehatan, demikian menurut Omar Mustafa, direktur Islamic League di Swedia.
"Beberapa imam dan organisasi Islam punya pendapat berbeda. Sebenarnya itu terserah mereka, Islam menawarkan berbagai pilihan yang tidak pernah menyulitkan," ungkap Mustafa.
Sementara itu, menurut para ahli di Mesir - di mana jadwal puasa mereka adalah menahan lapar lebih dari 18 jam sehari - menyarankan bahwa seseorang bisa mengikuti jadwal berbuka seperti negara Islam yang paling dekat. Namun ada juga pendapat yang menyatakan, tidak peduli lama atau sebentar, seseorang wajib berpuasa sesuai dengan waktu di tempat tinggalnya.
Tambahkan Komentar